Jumat, 16 Desember 2016

Kisah Sumur Gentong Loram Wetan Kudus yang Tinggal Kenangan


          Benda cagar budaya berupa sumur gentong yang berada di Desa Loram Wetan, RT 5/RW 5, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, sekarang ini sudah terabaikan.
Sebab sumur yang dahulunya sumber mata airnya dapat dijadikan obat tersebut, sekarang ini sudah tinggal kenangan saja dan tanpa perawatan. Salah satu warga RT 5 RW 5, Desa Loram Wetan, Muslan mengatakan, ditemukannya sumur yang terbuat dari tumpukan beberapa gentong kuno itu, asal mulanya ditemukan oleh dua orang warga bernama Karno dan Gimin, saat akan menggali pasir di sawah.
           Penemuan yang diperkirakan tahun 1981 akhir itu, sempat menghebohkan warga. Salah satunya ialah khasiat sumber mata airnya yang dipercaya bisa menyembuhkan orang sakit.
”Dahulunya sempat ramai. Lebih-lebih banyak pengunjungnya dari luar Kudus. Ada yang dari Yogyakarta, Jakarta, dan lainnya. Namun lama-lama pengunjungnya menurun. Alias makin sepi. Selain itu juga tidak ada yang merawatnya sampai saat ini,” paparnya kepada koran muria, Kamis (19/11/2015).
           Selain itu, penemuan benda cagar budaya yang sudah diberi papan benda cagar budaya dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisataa (Disbudpar) Kudus itu, juga luput tersentuh oleh pihak terkait.
”Meskipun pengunjungnya sudah tidak ada, setidaknya pihak terkait harus bisa menjaganya. Sebab di area sumur gentong ini juga sudah diberikan papan benda cagar budaya,” terangnya.


”Peninggalan” Sumur Gentong Bisa Berupa Masjid
             Meski keadaan benda sejarah sumur gentong yang ditemukan warga sekitar tahun 1981 silam sudah tidak terawat, namun di sisi lain, sumur tersebut telah memberikan manfaat jangka panjang bagi warga Loram Wetan. Manfaat yang diberikan oleh sumur gentong ialah bangunan berupa masjid yang berada di RT 4 RW 5, Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.  Warga lainnya, Suparjo mengutarakan, sumur gentong itu memang bisa memberikan manfaat bagi semua warga Loram Wetan. Sebab amal sodaqoh dari pengunjung sumur gentong ini disumbangkan untuk pembangunan Masjid Darussalam yang ada di desa itu. ”Selain itu, kotak amal yang disediakan petugas sumur gentong, disumbangkan kepada TPQ, madin, bahkan masjid ini,” paparnya.
Diketahui, Masjid Darussalam itu lebih terkenal dengan julukan Masjid  Gentong. Sebab pada masa rehab masjid tahun 1981, sumur gentong turut menyumbang.
”Meski bantuan dari sumur gentong itu tidak berlangsung terus menerus, namun sangat membantu pembangunan masjid. Sampai akhirnya masjid ini juga disebut Masjid Gentong,” Edy Sutriyono.


 sumber : koranmuria

Sejarah Desa Loram Wetan

Sejarah dan Asal Usul Nama Desa Loram Wetan

             Desa Loram adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Jati Kabupaten Kudus. pada zaman Sunan Kudus, sekitar abad ke XV di desa ini ada sebuah pohon tinggi besar yang tak seperti pohon-pohon yang lainnya, dan tumbuhnya condong ke timur. Nama pohon ini adalah pohon Elo. Dibawah pohon ini terdapat sebuah sendang dengan mata air jernih yang biasa digunakan untuk keperluan masyarakat sekitar. Namanya sendang Sibodang. Karena tidak seperti pohon biasanya, dan membuat seorang wali heran, maka desa ini disebut Loram. Yang berasal dari kata Elo (pohon) dan Eram (heran).
“Cerita asal usul desa Loram Wetan ini berbeda dengan desa Loram Kulon, sehingga di sana kemungkinan ada ceritanya sendiri.” Terang Bapak Suparwan, sekretaris desa Loram Wetan tahun1970-2011
             Pada suatu hari, ada seorang wali yang berkunjung ke daerah ini. Wali tersebut diberi jamuan berupa ikan, setelah selesai wali tersebut membuang ikan yang tinggal tulang belulang itu ke dalam sendang. Atas izin Allah, ikan tersebut dapat hidup kembali namun dengan kerangkanya saja tanpa daging. Wali tersebut terheran-heran lagi, dan bermaksud membuat gapura untuk menandai peristiwa tersebut. Namun karena ada halangan, maka yang ada hanyalah tumpukan batu bata. “Wali yang hendak membangun gapura tapi tidak jadi itu bernama Ahmad Rihati.” Tutur Ibu Jairah, warga desa Loram Wetan. Sampai saat ini masih bisa disaksikan keberadaannya di sebelah timur Musholla Tanwirul Afkar RT 04 RW II Loram Wetan Jati Kudus.
Sekilas terlihat seperti tumpukan batu bata biasa, karena banyak susunannya yang telah rusak. Warga sekitar merawatnya secara swadaya, dengan mengganti batu bata yang telah rusak oleh batu bata yang baru.

sumber : Info Seputar Kudus
               Wawancara bersama Bapak Suparwan, sekretaris desa Loram Wetan
               Wawancara bersama Ibu Jairah, warga desa Loram Wetan